TREND MUSIK 2009

[font=Comic Sans Ms]

di tahun 2008 jenis-jenis musik yang nota bene berasal dari band-band Indie mulai bermunculan. Sebut saja Sindentosca dengan "kepompongnya" yang bercerita tentang persahabatan, ada pula The cangcuters dengan irama Rock n Roll nya ternyata mampu menambah warna di dunia musik tanah air,di samping banyaknya festifal-festifal band indie yang diselenggarakan,mereka ( band indie) juga unjuk gigi lewat sarana internet,

Untuk kategori Solo Afgan dan Gita gutawa mencatat sukses yang luar biasa.
Sementara demam musik pop bertemakan cinta yang mendayu-ndayu juga masih banyak diminati bagi para pendengar musik di tanah air. sebut saja d'massiv band yang menjuari sebuah festival musik ini ternyata mampu menghipnotis pecinta musik di tanah air.Untuk band-band lama yang masih eksis ada peterpan, ada juga so 7 yang ternyata masih mendapat tempat juga.

di kalangan pencipta lagu kita mencatat ada Dwiq yang mampu membaca pasar, so ..lagu-lagunya pasti dapat diterima.
sebenernya banyak band-band yang idealis , tapi karena tuntutan pasar akhirnya kehilangan ke"idealisanya"
Pasar musik di tanah air memang sulit untuk diprediksi, tampaknya lagu-lagu easy listening dan bertemakan cinta masih menjadi trend.
Seperti apa trend musik di 2009 nanti ?

[/font]

Gue punya pendapat sendiri tentang musik di tanah air tercinta ini.

Kebanyakan musik indo (yang terkenal di pasaran) beraliran METAL (MEllow toTAL), apakah ini memang keinginan terpendam pembeli Indo yang "kangen" dengan musik-musik yang "simple" atau sederhana? atau kah ini pemaksaan publik yang dilakukan oleh pihak produser musik kita? atau mungkin juga memang itulah kemampuan musisi kita?

Masih ingat album terakhir SAMSONS? album itu buat gw pribadi bagus tapi entah kenapa bisa ga laku di pasaran sehingga SAMSONS harus bikin album baru yang terkesan lebih "market friendly"
atau kemunculan serentak band-band seperti Wali, Kangen, Matta, Vagetoz?
Untuk yang terakhir itu (vagetoz) gw sedikit bingung. Karakter vokal Teguh (vokalisnya) termasuk bagus dan berkarakter (denger di lagu Tulus, dimana Teguh berduet dengan Tia, jebolan AFI), tapi coba dengar lagu Betapa Aku Mencintaimu, Ervina, dan lagu-lagu laen besutan band asal Sukabumi ini...lo bakal males (sorry to say) untuk mendengarkan lagu itu sampai habis, karena vokal yang "terlalu pasaran"

Udah denger DOY nya KANGEN BAND kan?
gimana?
NORAK?
KAMPUNGAN?
PASARAN?
ato?
dan sekali lagi, gw minta maap, klo gw harus jujur
lagu ini jauh LEBIH BAIK dibandingkan lagu mereka di album sebelumnya
dan sudah baca review album mereka di majalah-majalah musik?
RATA-RATA menghina mereka dan memberi rating 1 dari 5 atau 3 dari 10
mengutip HAI terbitan minggu kedua Juli 2008,
"akan lebih baik jika mereka diberi rating 5,5 dr 10"

Satu peristiwa unik disini,
banyak mereka yang punya MP3 bajakan band-band METAL di kamarnya
mendengarkannya di saat sendiri
dan mendendangkannya saat mendengarnya saat pengamen menyanyikannya
saat ngumpul bareng temen2

Gimana tuh, musik indonesia sekarang bukan dipandang secara musikalitas yang berbobot tapi lebih mementingkan komersialisasinya saja??? Ironis memang …... ….. …..

namanya juga industri,dan industri kalau pengen bertahan ya..harus melihat pasar, maunya pasar kaya apa?
Produser sendiri ngga bakal memproduksi suatu album yang kira2 ngga bakalan laku di pasaran,,dan anehnya masyarakat indonesia masih demen ..meminjam istilahnya tomy "metal-metal".
musik adalah bahasa Universal artinya tidak ada objektifitas dalam penilaian musik itu sendiri.masing-masing orang tentunya punya pendapatnya sendiri-sendiri





gw juga jenuh dengan musik-musik sekarang...

Sepanjang tahun 2008 band-band baru memang bermunculan, sampai kita tak mampu mengingat satu per satu saking banyaknya. Sayangnya, sebagian besar di antaranya terperangkap kerangkeng industri sehingga yang muncul adalah karya-karya tak cerdas dan serbaseragam sampai kita tak mampu membedakan satu dengan yang lain saking miripnya.

Jika dirunut dalam satu dekade terakhir, dapat dikatakan kualitas musik Indonesia sekarang ini berada pada titik terendah. Tak salah jika musisi sekaliber Yockie Suryoprayogo begitu panjang berkeluh kesah akan kondisi ini, termasuk dalam blognya. Dalam sebuah perbincangan dengan penulis, Yockie berkata, "Di zaman dahulu karena industri masih lemah maka kondisi tersebut justru memberikan ruangan yang luas bagi seniman pemusik untuk berkarya dan berekspresi sesuai tuntutan pikirannya sendiri-sendiri. Di zaman ini, ’zaman industri’, kalau Anda (pemusik) jauh dari ’estetika MTV’ maka bersiaplah untuk dikotakkan dalam peti mati."

Namun, sekadar menyesali keadaan tentu bukan jalan keluar. Dalam kacamata konstruktif, kita berharap kondisi memprihatikan di tahun 2008 menjadi semacam titik balik untuk kualitas dan masa depan musik Indonesia yang jauh lebih baik. Jika titik terendah sudah ditapaki, tak ada pilihan lain selain saat ini dijadikan momentum untuk menapak bangkit.

Kondisi memprihatikan ini jangan di jadikan alasan untuk musisi meraup uang hanya karena mereka dengan musik-musiknya mengesampingkan idealisme bermusik, menomorsatukan kuantitas bukan kualitas.
Kamu sendiri kira-kira miris tidak dengan kondisi yang memprihatinkan ini?
Saya rindu dengan musik-musik yang memang di ciptakan dengan penghayatan seni yang tinggi, mungkin kita bisa menengok kembali kebelakang di eranya musik idealis seperti gong 2000, Power metal, Jazz Ireng maulana
semuanya lebih konsisten dengan aliran musik yang dipilihnya.

Sekarang anda coba dengarkan lagu-lagu dari jamrud, musik mereka beralih dari yang bermutu dengan liriknya yang dapat kita nikmati. dan sekarang dengan dalih "komersialisasi bermusik" akhirnya malah lebih kedengaran musik-musik humor....

Why?

maulana firmansyah wrote:

namanya juga industri,dan industri kalau pengen bertahan ya..harus melihat pasar, maunya pasar kaya apa?
Produser sendiri ngga bakal memproduksi suatu album yang kira2 ngga bakalan laku di pasaran,,dan anehnya masyarakat indonesia masih demen ..meminjam istilahnya tomy "metal-metal".
musik adalah bahasa Universal artinya tidak ada objektifitas dalam penilaian musik itu sendiri.masing-masing orang tentunya punya pendapatnya sendiri-sendiri





gw juga jenuh dengan musik-musik sekarang...

Industialisasi sih boleh aja tetapi industri "kacang goreng", dah dimakan dibuang kulitnya?!?!?!
gak bisa begitu sih an, soalnya menurut gw , masih banyak kok industri yang masih setia menangani jenis musik tertentu.
untuk di ketahui aja industri rekaman yang seyogyanya harus mengangkat kualitas musik dalam negeri sekarang sudah sedemikian langka, (kecuali untuk yang tetap dengan idealismenya, contohnya : loggis, masih tetep setia tuh di jalur rock. atau mungkin industri rekaman bawah tanah juga khusus menangani aspirasi musik underground).

Nah apakah kita juga gak bisa bersaing dengan band-band luar yang lebih mengedepankan kwalitas tinimbang kwantitas?
Mimpi untuk "go international" band kita masih jauh api dari panggang.
Alasan utamanya adalah produser bukan hanya sekedar menangani teknis recordingnya, melainkan lebih parah lagi ikut merubah lirik lagu..... ckckckckc jadi untuk band-band yang baru mau melangkah, jangan heran jika di depan pintu perusahaan rekaman terpampang tulisan

" Give me a money, and than go away????""


(sorry buat yang tdk sependapat dengan tulisan ini, gw cuman prihatin dengan beberapa band TV sekarang ini, yang bisa dikata belum pantas dibilang sebagai musisi)

CLOSSING STATEMENT



tomy ..piss, klo aslinya kita tetap mesra kok..

angger aku DANGDUT POREPER

Aku Alternatif Pop + Rock

MUSIK KITA MAKIN PAYAH...........(kekesalan 'musisi' idealis tanpa pasar, Absurd...)
Musik Indonesia adalah musik industri (industri lagi, lagi lagi industri), Musik yang di bentuk oleh industri yang kurang bertanggung jawab dan pencapaian rating sebuah Stasiun televisi adalah 2 faktor pembentuk selera bermusik di tanah air.
Banyak Band2 yg hanya mengejar Capital behavior saja dgn menomorduakan Music idelism.
Kita semua tau , selama Band-band tsb dibawah ini :
1 . Ungu
2. D'masive
3. Padi
4 Radja etc
sepertinya kita tidak terlalu berharap pada musik indonesia ( dengan melihat geliat pasar sekarang ini , band-band tersebut layak lah di anggap dan diharapkan untuk menjadi penghibur masyarakat indonesia dengan selera musiknya yang masih sayu)

Dalam Majalah Rolling Stones Indonesia dgn wawancara dgn Fariz RM, dia menyebut ada dua periode stagnasi musik Indonesia.
Stagnasi pertama adalah saat lagu2 Indonesia dipenuhi oleh lagu2 Obbie Messak, Rinto Harahap dkk pada era 80an.

Stagnasi kedua adalah saat ini, dimana musik Indonesia dipenuhi Band2 spt yg saya sebut diatas.
Belum lagi Melly dan suaminya yg lagu2nya pasaran..
( Album BBB garapan Melly adalah album terburuk di Indonesia versi Majalah Rolling Stones Indonesia bersama dgn album Kangen Band dan The Rock )

Sementara band2 idealis macam :
- Naif
-The S.I.G.I.T
- KOIL
- White Shoes and the couple company
- The Upstair
- Efek Rumah Kaca
- Maliq D’essential
- Ecoutez
- Souljah
- D’cinnamonsetc
yang secara musikalitas jauh lebih baik, tidak didukung oleh industri.

Mungkin Nidji serta Andra and the backbone adalah salah satu penyelamat, dimana scr musikalitas bagus dan komersial OK


materi referensi:
Rolling Stones Indonesia

Buat Mas aan, semangat ya......!!!!!!!!!!!! dan buat yang laen salam kenal dan bravo alumnus smunra.[/size][/size]

Tomyyyy bekakakakak

MErdEkaAA!!!!!

Kang AGus Ya iya MErDEka

Yg lain MErdekaaaaaa jugaaaaa